KOMSOS BINTARAN

KOMSOS BINTARAN

18/04/08

Paguyuban Baru di Gereja St. Yusup Bintaran



Bersamaan dengan Penerimaan Sakramen Krisma pada hari Minggu, 13 April 2008 dalam Berkat Penutup, Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr juga berkenan untuk memberkati Paguyuban Gamelan. Paguyuban Gamelan ini juga masih berusia muda karena dibentuk hanya beberapa minggu sebelum Penerimaan Krisma. Paguyuban Gamelan ini juga berisi orang-orang muda dan keluarga-keluarga muda. Dalam penampilannya pada saat Penerimaan Krisma yang lalu walaupun dengan personil yang 90% masih belajar namun dapat dengan baik membawakan setiap lagu. Proficiat atas terbentuknya Paguyuban Gamelan, semoga dapat terus berkarya untuk melayani Gereja. @Tim Komsos

Mengenal Lebih Dekat ERG



Pada Perayaan Ekaristi dan Penerimaan Sakramen Krisma pada tanggal 13 April 2008 yang lalu, mungkin di antara kita bertanya-tanya. Siapa yang memakai seragam hitam kombinasi putih bertuliskan ERG (Emergency Response Groups) yang mondar-mandir pada saat acara. Apakah itu panitia? Atau apakah semacam EO (event orgenaizer)?


Jawabannya adalah : ERG adalah komunitas “bayangan” yang “independen” tidak mempunyai kepengurusan dan tidak berdiri dalam struktur kepengurusan gereja dan Dewan Paroki. Komunitas ini lahir dari ketidaksengajaan karena anggotanya sering ketemu, sering bertukar pikiran dan mempunyai kesamaan misi dan visi yaitu “Bersama, Mengabdi Dengan Sepenuh Hati”. Komunitas ini berisi orang-orang muda atau yang berjiwa muda. Setiap anggota komunitas ini mempunyai kesamaan sifat dan prinsip, yaitu “terlibat untuk hebat”. Bukan untuk hebatnya komunitas atau individu tetapi untuk hebatnya Gereja Bintaran. Komunitas ini tidak bersifat eksklusif, tetapi terbuka untuk siapa saja yang mau dan bersedia. Syaratnya cukup mudah, hanya cukup mau bekerja keras, mau terlibat, saling melengkapi dan mau menyediakan waktu untuk bersama mengabdi memajukan Gereja Bintaran. Bukan hanya untuk event-event tertentu saja, tetapi untuk setiap saat dimana Gereja memanggil dan membutuhkan.


Catatan berikut mungkin bisa sedikit membantu untuk mengenal lebih jauh Komunitas ERG. Dalam kesempatan kunjungan Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr, sebelum acara wawanhati, di ruang makan pasturan Bapak Uskup bertanya kepada salah dua yang memakai seragam ERG yang kebetulan ada di tempat itu. “ERG niku napa mas?” Pertanyaan yang sesungguhnya membuat bingung, akan tetapi Romo Agus menjawab pada kesempatan itu, ERG itu adalah tukang “tambal sulame” Bintaran, jadi setiap ada event-event atau apa saja di Bintaran ERG ini memikirkan dan membantu hal-hal yang belum terpikirkan. Memang benar, komunitas ERG ini selalu berusaha membantu kelancaran setiap acara di paroki sehingga semua dapat berjalan lancar, bukan mengharap apa-apa namun kembali bahwa niat komunitas ini adalah mengabdi dengan sepenuh hati, jadi dalam setiap event kita berusaha “menambal sulam” dengan talenta yang kita miliki, apa-apa yang belum disentuh karena memang keterbatasan. Semua itu bukan maksud ingin menonjolkan diri dan komunitas, akan tetapi semua itu demi kelancaran dan sukses bersama.


Dalam pendanaan Komunitas ini lepas dari Gereja ataupun Dewan Paroki, setiap membutuhkan dana baik untuk sragam, refresing dan lain-lain, komunitas ini ikut berpartisipasi dalam tugas parkir dan jaga panduan di gereja. Hasil dari kegiatan-kegiatan itulah yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan dan pendanaan ERG. Selain itu ada beberapa donatur yang membantu pendanaan komunitas ini, secara khusus pada saat-saat tertentu.


Sedikit catatan di atas mungkin bisa membantu kita untuk mengenal lebih dekat Komunitas ERG yang selama ini mungkin membuat penasaran hati kita. Akhirnya Semoga Tuhan senantiasa memberkati niat kami untuk bersama, mengabdi dengan sepenuh hati. @ERG.

Wawanhati Bersama Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr



Dari serangkaian kunjungan Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr di Gereja St. Yusup Bintaran diakhiri dengan wawanhati dengan perwakilan umat dan lingkungan, komunitas-komunitas serta paguyuban-paguyuban umat di Paroki Bintaran. Pada wawanhati ini selain mendengarkan “pangandikan” dari Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr yang diantaranya menyangkut topik tentang kemiskinan, sosial budaya, sejarah dan kerukunan antar umat beragama juga diadakan dialog “tanya jawab”. Salah satu penanya dalam forum ini mengemukakan mengenai dunia pendidikan, secara khusus mengenai mahalnya biaya sekolah. Dalam tanggapannya Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr berkata “saya memahami dan tahu segala kesulitan dan kendala yang dihadapi umat dalam dunia pendidikan, akan tetapi saya juga tidak tahu cara dan bagaimana mengatasi masalah itu.” Dalam penjelasannya Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr mengatakan bahwa masalah pendidikan bukan semata-mata masalah Gereja, akan tetapi itu merupakan tanggung jawab negara yang telah menarik pajak dari rakyat yang sesungguhnya harus digunakan untuk kesejahteraan rakyat salah satunya pendidikan. Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr juga menyampaikan bahwa sekolah-sekolah Katolik mau tidak mau harus menarik biaya yang mahal dikarenakan selama ini hampir seluruh yayasan-yayasan Katolik setiap tahunnya mengalami defisit yang cukup besar, karena sekolah-sekolah katolik menerapkan subsidi silang untuk membantu sekolah-sekolah di daerah yang perekonomiannya jauh dari kita. Pada akhirnyalah kita yang boleh dianggap “ekonomi lebih mapan” (tidak semuanya) membayar biaya pendidikan lebih mahal.
Dalam diskusi ini pula Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr menyampaikan asal mula Santo Yusup digunakan sebagai pelindung Gereja Bintaran. Menurut beliau pemberian Santo Yusup sebagai nama pelindung Gereja bintaran tidak bisa lepas dari sejarah, dimana Gereja Bintaran ini merupakan Gereja Jawa yang pertama. Sedangkan dalam tradisi jawa, orang jawa itu bekerja, berprilaku menurut titah. Pada jaman dahulu orang jawa sering berkumpul di alun-alun untuk mendengarkan perintah (titah) dari Sultan, setelah mendengarkan titah itu mereka baru mulai bekerja atau memulai langkah. Begitu pula dengan Santo Yusup, dia adalah orang yang selalu menuruti titah, ini jelas digambarkan dalam Kitab Suci, bahwa ketika Santo Yusup akan menceraikan Maria, ia mendapatkan titah (wangsit) dari malaikat untuk tidak menceraikan Maria. Akhirnya Santo Yusup tidak jadi menceraikan Maria, begitu pula ketika ia harus mengungsi ke Mesir, ia juga mendapat petujuk dari mimpi. Dari sifat-sifat itulah maka Santo Yusup dipilih untuk menjadi pelindung Gereja Bintaran. Acara ini dihadiri kurang lebih 240 umat dan ditutup pada jam 13.00 WIB. @Tim Komsos.

Pesta Umat, Gereja St. Yusup Bintaran



Pada hari Minggu, 13 April 2008, setelah Perayaan Ekaristi dan Penerimaan Sakramen Krisma di halaman depan Gereja diadakan pesta umat sebagai wujud syukur atas penerimaan Sakramen Krisma dan atas kunjungan Gembala Gereja, Bapak Uskup.


Moment ini juga sebagai sarana umat untuk dapat berinteraksi langsung dengan Bapak Uskup Agung Semarang Mgr. Ignasius Suharyo, Pr. Pesta umat ini melibatkan seluruh lingkungan di Paroki St. Yusup Bintaran yaitu dengan membawa makanan kecil untuk disajikan bersama dan dinikmati bersama-sama. @Tim Komsos.

Penerimaan Krisma di Gereja St. Yusup Bintaran



Pada hari Minggu tanggal 13 April bertepatan dengan hari Minggu Paskah ke IV dan Hari Minggu Panggilan, di Gereja St. Yusup Bintaran diterimakan sakramen Krisma dari tangan Mgr. Ignasius Suharyo, Pr Uskup Agung Semarang sebanyak 60 krismawan-krismawati. Perayaan Ekaristi yang dihadiri kurang lebih 1000 umat, dipimpin Selebran Utama Bapak Uskup dan Imam pendamping : Romo FX. Agus Suryana Gunadi, Pr, Romo Ag. Tejo Kusumantono, Pr dan Romo M. Soegita, Pr.

Perayaan Ekaristi ini bernuansakan jawa, dengan diiringi gamelan dan seluruh petugas tata laksana memaki pakaian “kejawen”. Hal ini semakin menggaris bawahi bahwa Gereja St. Yusup Bintaran merupakan gereja yang berarsitektur Eropa tetapi juga merupakan gereja “jawa” (pribumi) yang pertama. Akhirnya prificiat atas diterimakannya Sakramen Krisma, semoga berkat karunia Roh Kudus Anda semakin berani menjadi saksi-saksi Kristus. @Tim Komsos.

Sugeng Rawuh

Selamat datang di LoncengBintaran, media komunikasi dan informasi Paroki St. Yusup Bintaran-Yogyakarta