KOMSOS BINTARAN

KOMSOS BINTARAN

18/04/08

Wawanhati Bersama Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr



Dari serangkaian kunjungan Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr di Gereja St. Yusup Bintaran diakhiri dengan wawanhati dengan perwakilan umat dan lingkungan, komunitas-komunitas serta paguyuban-paguyuban umat di Paroki Bintaran. Pada wawanhati ini selain mendengarkan “pangandikan” dari Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr yang diantaranya menyangkut topik tentang kemiskinan, sosial budaya, sejarah dan kerukunan antar umat beragama juga diadakan dialog “tanya jawab”. Salah satu penanya dalam forum ini mengemukakan mengenai dunia pendidikan, secara khusus mengenai mahalnya biaya sekolah. Dalam tanggapannya Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr berkata “saya memahami dan tahu segala kesulitan dan kendala yang dihadapi umat dalam dunia pendidikan, akan tetapi saya juga tidak tahu cara dan bagaimana mengatasi masalah itu.” Dalam penjelasannya Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr mengatakan bahwa masalah pendidikan bukan semata-mata masalah Gereja, akan tetapi itu merupakan tanggung jawab negara yang telah menarik pajak dari rakyat yang sesungguhnya harus digunakan untuk kesejahteraan rakyat salah satunya pendidikan. Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr juga menyampaikan bahwa sekolah-sekolah Katolik mau tidak mau harus menarik biaya yang mahal dikarenakan selama ini hampir seluruh yayasan-yayasan Katolik setiap tahunnya mengalami defisit yang cukup besar, karena sekolah-sekolah katolik menerapkan subsidi silang untuk membantu sekolah-sekolah di daerah yang perekonomiannya jauh dari kita. Pada akhirnyalah kita yang boleh dianggap “ekonomi lebih mapan” (tidak semuanya) membayar biaya pendidikan lebih mahal.
Dalam diskusi ini pula Bapak Uskup Agung Mgr. Ignasius Suharyo, Pr menyampaikan asal mula Santo Yusup digunakan sebagai pelindung Gereja Bintaran. Menurut beliau pemberian Santo Yusup sebagai nama pelindung Gereja bintaran tidak bisa lepas dari sejarah, dimana Gereja Bintaran ini merupakan Gereja Jawa yang pertama. Sedangkan dalam tradisi jawa, orang jawa itu bekerja, berprilaku menurut titah. Pada jaman dahulu orang jawa sering berkumpul di alun-alun untuk mendengarkan perintah (titah) dari Sultan, setelah mendengarkan titah itu mereka baru mulai bekerja atau memulai langkah. Begitu pula dengan Santo Yusup, dia adalah orang yang selalu menuruti titah, ini jelas digambarkan dalam Kitab Suci, bahwa ketika Santo Yusup akan menceraikan Maria, ia mendapatkan titah (wangsit) dari malaikat untuk tidak menceraikan Maria. Akhirnya Santo Yusup tidak jadi menceraikan Maria, begitu pula ketika ia harus mengungsi ke Mesir, ia juga mendapat petujuk dari mimpi. Dari sifat-sifat itulah maka Santo Yusup dipilih untuk menjadi pelindung Gereja Bintaran. Acara ini dihadiri kurang lebih 240 umat dan ditutup pada jam 13.00 WIB. @Tim Komsos.

Tidak ada komentar:

Sugeng Rawuh

Selamat datang di LoncengBintaran, media komunikasi dan informasi Paroki St. Yusup Bintaran-Yogyakarta