Minggu, 25 Mei 2008, Mudika Paroki St. Yusup Bintaran Yogyakarta mengadakan wisata ziarah ke Gua Maria Sriningisih Klaten. Berangkat dari Gereja Bintaran pukul 08.30 WIB. Mudika yang berpartisipasi cukup banyak. Untuk transportasi dengan menyewa 3 bus kota. Selain acara liturgi: doa dan jalan salib, di sana juga diadakan aneka lomba-lomba yang telah dipersiapkan oleh panitia untuk menambah keakraban mudika. @Red.
21/06/08
PENERIMAAN KOMUNI PERTAMA
Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus tanggal 25 Mei 2008 jam 07.30 WIB yang lalu di Gereja St. Yusup Bin-taran bersamaan dengan Perayaan Ekaristi diteri-makan Komuni Pertama kepada 51 calon Komuni Pertama. Perayaan Ekaristi dan Penerimaan Komuni Pertama ini dipimpin oleh Romo FX. Agus Suryana Gunadi, Pr dan disema-rakkan oleh paduan suara dari Komunitas Lektor Paroki St. Yusup Bintaran dengan organis Mbak Luki.
Calon-calon penerima Komuni Pertama ini sebelumnya telah menjalani beberapa rangkaian acara sebelum menerima Komuni Pertama. Diawali dengan pelajaran agama dengan bimbingan guru agama dan katekis. Pada hari Minggu, 4 Mei 2008 bertempat di SDK Sang Timur para calon Komuni Pertama melaksanakan tes penjajagan, kemudian Minggu, 11 Mei 2008 calon Komuni Pertama dan para orang tua melaksanakan rekoleksi dengan mengambil tempat juga di SDK Sang Timur. Hari Minggu, 18 Mei 2008 jam 10.00 WIB bertempat di Gereja St. Yusup Bintaran dilaksanakan latihan pengakuan dosa, kemudian pada hari Jumat, 23 Mei 2008 jam 16.00 WIB di tempat yang sama dilaksanakan Ibadat Tobat dan Penerimaan Sakramen Tobat dilanjutkan dengan "gladi resik" penerimaan Komu-ni Pertama. Seluruh rangkain acara ini ber-tujuan agar para calon Komuni Pertama benar-benar siap untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus yang pertama.
Perayaan Ekaristi pene-rimaan Komuni Pertama diawali dengan prosesi perarakan memasuki gereja oleh Imam dan para pembantunya beserta calon Komuni Pertama. Dalam Perayaan Ekaristi ini pula dipersembahkan tari-tarian untuk menghantar persembahan dari TK Sang Timur Pakel.
Dalam homilinya Romo Agus menekankan bahwa menerima Komuni adalah sungguh saat dimana kita benar-benar menyambut Tubuh dan Darah Tuhan dalam rupa hosti dan anggur dan ini adalah yang kita (gereja) imani. Kedua adalah Ekaristi menjadi puncak dan sumber hidup dan iman kita, begitu luhur makna Ekaristi bagi kita karena pada saat itulah kita berjumpa dengan Tuhan. Maka alangkah baiknya kita dalam setiap hal yang kita alami selalu kita persembahkan dalam Ekaristi. Ketiga adalah ajakan kepada seluruh calon Komuni Pertama untuk tidak berhenti setelah menerima Komuni Pertama akan tetapi terus memupuk imannya, dalam hal ini Romo Agus mengajak bahkan meminta kesanggupan kepada calon Komuni Pertama untuk terlibat dalam wadah Putra-Putri Altar setelah mereka sambut Komuni Pertama yang nantinya akan didampingi secara "intens" dengan berbagai macam program bukan hanya sebagai pelayan di altar tetapi untuk kegiatan-kegiatan gereja yang lain. Tentu saja ini butuh dukungan dan dorongan dari para orang tua. Terakhir dari homilinya adalah semangat berbagi lima roti dan dua ikan. Inti dari hal itu adalah persembahan yang kecil akan tetapi secara tulus dan ikhlas dipersembahkan kepada Tuhan, maka akan menjadi berkat bagi orang banyak. Setelah Perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan ramah-tamah penerima Komuni Pertama dengan Romo, Dewan Paroki, Guru Agama dan tamu undangan di ruang Yerusalem Paroki Bintaran. Dalam ramah-tamah ini selain diisi dengan sambutan-sambutan, juga ditampilkan persembahan-persembahan dari para peserta Komuni Pertama yaitu tari-tarian dan nyanyian. Acara ini ditutup dengan pembagian kenangan dan sertifikat Komuni Pertama oleh panitia.@ Red
ADORASI EKARISTI MENYONGSONG KONGRES EKARISTI
Bertepatan dengan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, Minggu 24-25 Mei 2008 Tim Liturgi Paroki St. Yusup Bintaran mengadakan Adorasi Ekaristi 6 jam. Adorasi ini juga merupakan salah satu kegiatan menyongsong Kongres Ekaristi Keuskupan I pada tanggal 27-29 Juni 2008 nanti.
Adorasi Ekaristi ini diawali pukul 18.00 WIB dengan pentahtaan Sakramen Mahakudus oleh Romo FX. Agus Suryana Gunadi, Pr. Selanjutnya dilakukan Adorasi Singkat oleh kelompok-kelompok lingkungan yang telah dibagi sesuai dengan jadwal masing-masing.
Dari pemantauan redaksi, Adorasi berjalan relatif lancar hanya ada sedikit kendala yang tidak berarti, salah satunya adalah pemimpin adorasi masih bingung menggunakan rumus adorasi yang mana. Akan tetapi secara keseluruhan semua berjalan lancar. Dari tingkat kehadiran umat, memang tidak sebayak seperti pada misa mingguan, walaupun sudah dijadwalkan akan tetapi sebagai awal mula dari adorasi yang panjang, tingkat kehadiran umat cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari bangku umat bagian tengah, baris depan rata-rata tiap jamnya terisi penuh umat dan yang menjadi lebih baik adalah tidak sedikit anak-anak dan remaja yang terlibat di dalam adorasi ini.
Adorasi ditutup pada pukul 23.30 oleh Romo FX. Agus Suryana Gunadi, Pr dengan pemberian berkat Sakramen Mahakudus kepada seluruh umat. Semoga Adorasi Ekristi ini bukan menjadi yang pertama dan terakhir di Gereja Bintaran, dan hanya menjadi kewajiban kita saja, akan tetapi sungguh menjadi tanda kerinduan kita kepada Tuhan yang hadir nyata dalam setiap Sakramen Mahakudus sehingga kita semakin bersatu dengan Tuhan. @Red.
BINTARAN MENYONGSONG KONGRES EKARISTI
Sebagai wujud partisipasi Gereja St. Yusup Bintaran Yogyakarta dan Kongres Ekaristi Keuskupan I Keuskupan Agung Semarang, pada Hari Selasa Legi, 13 Mei 2008 jam 18.00 WIB. Tim Liturgi mengadakan Sosialisasi Kongres Ekaristi I Keuskupan. Sebagai narasumber adalah Bapak Joko dan Bapak Ch. Tri Harnadi. Keduanya adalah dari Tim Liturgi Kevikepan DIY.
Acara ini dihadiri kurang lebih 50 peserta dari perwakilan lingkungan, biara/komunitas, prodiakon dan Tim Liturgi Paroki.
Acara diawali oleh pengantar dari Romo FX. Agus Suryana Gunadi, Pr selaku pastor paroki. Dalam pengantarnya Romo Agus menjelaskan secara singkat apa itu Konggres Ekaristi, dan apa yang akan kita laksanakan untuk mendukungnya. Pada kesempatan ini pula Romo Agus juga menggambarkan dinamika umat Bintaran yang masih "aras-arasen" dalam beradorasi, padahal selama ini adorasi di Bintaran hanya dilaksanakan lebih kurang 30 Menit. Harapan beliau, dengan Konggres Ekaristi ini umat Bintaran semakin mencintai Ekaristi dan devosinya (Adorasi Ekaristi).
Acara dilanjutkan dengan penjelasan singkat jadwal acara Kongres Ekaristi, siapa yang terlibat dan segala aspek teknis tentang Kongres Ekaristi. Oleh Bapak Joko. Sebagai acara berikutnya adalah pemaparan secara rinci apa itu Kongres Ekaristi oleh Bapak Ch. Tri Harnadi dan apa peran serta umat paroki untuk terlibat dan mendukung Kongres Ekaristi ini. Acara ditutup pada pukul 19.30 WIB. @Red.
MENGENAL LEBIH JAUH
KONGRES EKARISTI KEUSKUPAN I
KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG
KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG
APA ITU KONGRES EKARISTI?
Kongres, berasal dari bahasa Latin "congredior-congressus sum". Istilah tersebut merupakan gabungan dari kata "cum" – "gradior" (gradior-gressus sum): artinya melangkah, berjalan, pergi, maju bergerak; dengan demikian "congredior" artinya: maju bergerak bersama untuk berhimpun. Dalam kata itu terkandung adanya gerakan bersama untuk berhimpun.
Ekaristi sendiri berasal dari bahasa Yunani ευχαριστω, artinya bersyukur dan berterima kasih. Dengan pengertian tersebut Kongres Ekaristi kita artikan sebagai peristiwa umat bergerak bersama untuk berhimpun dengan tujuan bersyukur dan berterimakasih atas Allah yang telah mengasihi manusia dan seluruh dunia, yang ditandakan dalam pemberian diri Putera-Nya Yesus Kristus agar manusia dan seluruh dunia diselamatkan.
Kongres Ekaristi merupakan sebuah Devosi Ekaristi yang diwujudkan dalam bentuk pertemuan umat beriman entah di tingkat Internasional, Nasional atau lokal (keuskupan) untuk memahami, merayakan dan menghayati Ekaristi dengan segala aspeknya. Oleh karena itu dalam Kongres Ekaristi (bdk. Dokumen Eucharistiae Sacramentum art.100) hendaknya diadakan aneka macam kegiatan yang berpusat pada Ekaristi. Kegiatan itu meliputi perayaan, sidang/pertemuan, sembah sujud (adorasi) dan prosesi Sakramen Mahakudus (sejauh situasi memungkinkan).
Menurut cakupan wilayahnya Kongres Ekaristi dapat dilaksanakan secara internasional. Disebut Kongres Ekaristi Internasional, karena melibatkan umat Katolik seluruh dunia untuk berhimpun di suatu tempat. Dapat juga dilaksanakan secara nasional. Disebut Kongres Ekaristi Nasional, karena melibatkan umat Katolik dalam suatu negara. Ada juga Kongres Ekaristi lokal, disebut juga Kongres Ekaristi Keuskupan, karena melibatkan umat Katolik dalam suatu Keuskupan. Kongres Ekaristi Keuskupan inilah yang akan kami selenggarakan sebagai yang pertama di Keuskupan Agung Semarang.
Kongres Ekaristi diadakan secara meriah dan bersifat berkala ( setiap 4 tahun) dan dihadiri oleh para wakil/utusan dari Gereja-Gereja.
Untuk memfokuskan program dan acaranya, setiap Kongres Ekaristi baik di tingkat Internasional, nasional maupun lokal memiliki tema yang diangkat.
YANG MELATARBELAKANGI KONGRES EKARISTI KEUSKUPAN I KEUSKUPAN
Dinamika hidup rohani umat Katolik Keuskupan Agung Semarang sendiri yang semakin menampakkan kasihnya kepada Tuhan Yesus yang selalu memberikan diri-Nya dalam perayaan Ekaristi, yang selalu hadir dalam Sakramen Mahakudus. Tahun 2007 yang lalu ditandai dengan dimulainya Adorasi Ekaristi Abadi, suatu devosi umat untuk berjaga dan berdoa selama 24 jam sehari 7 hari seminggu. Di tengah umat muncul habitus untuk mengadakan adorasi Ekaristi pada kesempatan-kesempatan tertentu.
Umat Allah KAS bersyukur karena telah disertai dalam peziarahan iman umat Allah KAS yang telah menempuh perjalanan sejarahnya sejak tahun 1940. Tanggal 25 Juni 2008, Gereja KAS merayakan hari kelahirannya yang ke 68. Kehidupan iman umat yang tumbuh berkembang dengan subur tidak lepas dari peran serta Allah yang mengalirkan berkat dan kekuatan-Nya melalui Ekaristi dan dari peran serta para misionaris dan para tokoh umat yang terus berkarya di KAS ini.
Searah dengan Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang 2006-2010 kita umat Allah Keuskupan Agung Semarang dalam bimbingan Roh Kudus ingin "semakin menjadi persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Yesus Kristus yang mewujudkan Kerajaan Allah yang memerdekakan (bdk. Luk 4: 18–19). Mewujudkan Kerajaan Allah berarti bersahabat dengan Allah, mengangkat martabat pribadi manusia, dan melestarikan keutuhan ciptaan." Itulah roh yang menjiwai hidup dan segala kegiatan pastoral yang kami laksanakan dalam mewujudkan Kerajaan Allah yang memerdekakan.
Umat Allah KAS juga memohon kepada Allah agar terus memberi kekuatan batin/iman untuk melanjutkan peziarahan iman dan mewujudkan karya pastoral sesuai dengan Arah Dasar KAS. Permohonon itu secara khusus diwujudkan melalui penghayatan Ekaristi dan segala devosinya.
Diselenggarakannya Kongres Ekaristi Internasional ke-49 di Quebeq Canada pada tanggal 15-22 Juni 2008, yang diadakan empat tahun sekali. Kami berharap setiap kali diselenggarakan Kongres Ekaristi Internasional, Keuskupan Agung Semarang juga menyelenggarakan Kongres Ekaristi Keuskupan I, II, dan seterusnya.
TEMA KONGRES EKARISTI INI: "BERBAGI LIMA ROTI DAN DUA IKAN",
APA MAKNANYA?
Tema Kongres Ekaristi Keuskupan I adalah "Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan", berkaitan dengan Arah Dasar juga, sesuai dengan fokus pastoral tahun 2008, yakni anak dan remaja. Ada orang mengatakan, "Satu contoh nyata lebih berdaya daripada seribu kata". Supaya anak dan remaja terlibat untuk pengembangan umat, kami tampilkan seorang tokoh anak dari Kitab Suci, yaitu seorang anak yang oleh Yohanes, penginjil itu, dikenal oleh Andreas mempunyai lima roti dan dua ikan. Dari anak tersebut kita dapat belajar makna berbagi. Persembahan tulus dari seorang anak, setelah diberkati oleh Tuhan, dapat menggerakkan hati orang banyak untuk berbagi. Peristiwa itu dikenal mukjizat pergandaan lima roti dan dua ikan. Peristiwa tersebut terjadi di Betsaida. Dan dari Betsaida terjadilah gerakan berbagi, yang berpola pada tindakan Tuhan Yesus yang memberikan diri-Nya sendiri demi keselamatan manusia dan seluruh dunia. Dari Betsaida gerakan itu meluas ke seluruh dunia, diperbarui setiap kali Ekaristi dirayakan.
APA SAJA AKTIVITAS DALAM KONGRES EKARISTI NANTI?
Aktivitas dalam Kongres Ekaristi nanti dapat dilihat dari berbagai perspektif. Dari perspektif waktu: ada aktivitas sebelum Kongres, selama Kongres dan setelah Kongres.
Sebelum Kongres Ekaristi kami membicarakan gagasan rencana menyelenggarakan Kongres Ekaristi dalam Rapat Pleno Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang, tanggal 8-10 Oktober 2007. Setelah disepakati kami mematangkan konsep Kongres Ekaristi itu, bersumber dari pengalaman Kongres Ekaristi yang telah diselenggarakan di negara-negara lain. Kemudian melengkapi dengan membentuk Panitia Kongres, dan kemudian mengadakan sosialisasi mengenai Kongres Ekaristi tersebut. Untuk itu diadakan suatu gerakan umat, yang kami sebut dengan "Gerakan Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan", suatu gerakan solidaritas yang berbekal pada kemampuan yang ada, swadaya, melalui gerakan-gerakan sederhana dalam berbagai dimensi, yang meliputi dimensi rohani, dimensi etis-moral, serta dimensi sosial kemasyarakatan dan ekologis kosmik, searah dengan roh Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang yang dirumuskan dengan "mewujudkan Kerajaan Allah dengan bersahabat dengan Allah, mengangkat martabat pribadi manusia dan melestarikan keutuhan ciptaan".
Selama Kongres Ekaristi akan diselenggarakan berbagai aktivitas. Jumat, 27 Juni 2008: Misa Pembukaan bersama umat dan Prosesi Sakramen Mahakudus dari Gereja Ambarawa menuju Gua Maria Kerep. Sabtu, 28 Juni 2008: pertemuan/seminar para utusan paroki, komunitas, kelompok dan panggung kreasi/pentas. Minggu, 29 Juni 2008: Perayaan Puncak Ekaristi di Gua Maria Ambarawa, bersama umat. Selama Kongres berlangsung di Ambarawa kami menganjurkan umat mengadakan adorasi Ekaristi dari tanggal 27-29 Juni 2008. Diusahakan sehari atau sesuai dengan situasi tempat/paroki. Selama itu pula hendaknya diadakan penerimaan sakramen tobat. Kevikepan diharapkan mengadakan sarasehan/seminar tentang Ekaristi. Waktunya mengambil salah satu hari dari tanggal 27-29 Juni 2008.
Setelah Kongres Ekaristi diharapkan Gerakan Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan dilaksanakan terus, dan bahkan dikembangkan. Misalnya persahabatan dengan Allah diupayakan dengan semakin cinta pada Ekaristi dengan merayakannya (harian dan Minggu), mengangkat martabat pribadi manusia dengan menghargai anak dan remaja, melibatkan mereka untuk pengembangan umat, melestarikan keutuhan ciptaan dengan mengembangkan upaya-upaya menghadapi bahaya pemanasan global, misalnya mendukung gerakan mengubah sampah menjadi berkah (Tema APP 2008).
SIAPA YANG DIHARAPKAN TERLIBAT?
Kongres itu merupakan perisitiwa iman umat. Maka, diharapkan seluruh umat terlibat. Karena itu, sementara diselenggarakan Kongres terjadi di Kerep Ambarawa, umat setiap paroki di wilayah Keuskupan Agung Semarang juga mengadakan aktivitas serupa sesuai dengan keadaan paroki. Kongres di Ambarawa kemungkinan akan melibatkan kurang lebih 800 orang. Peserta Kongres adalah wakil dari paroki 5 orang (2 dewasa dan 3 anak-remaja), dan beberapa wakil dari kelompok kategorial, seperti kelompok-kelompok doa, dll, serta Panitia sendiri, sesuai dengan kapasitas tempat dll.
CAPAIAN SEPERTI APA YANG DIHARAPKAN
SETELAH KONGRES EKARISTI SELESAI DILAKSANAKAN?
Setelah Kongres Ekaristi selesai dilaksanakan kami berharap umat Katolik semakin cinta Ekaristi, artinya semakin cinta Yesus yang sekarang ini pun hadir dalam hati manusia, dalam peristiwa-peristiwa dunia, tetap bekerja demi keselamatan umat manusia dan alam semesta. Dengan demikian umat Katolik menjadi berkah bagi masyarakat, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir. Kesaksian hidup almarhumah Bunda Teresa dari Kalkuta sangatlah mengesankan. Berkat pengalaman hidup dari Ekaristi, Bunda Teresa menjadi mampu untuk menemukan Yesus, dalam diri mereka yang disebutnya "the poorest among the poor", yang termiskin dari yang miskin.
APA YANG HARUS DISIAPKAN OLEH UMAT
MENYAMBUT ADANYA KONGRES EKARISTI INI?
Sebagai peristiwa iman umat Kongres Ekaristi ini kami harapkan menjadi "magic moment", suatu peristiwa yang sungguh mengesan bagi umat, sehingga mampu membarui hidup beriman umat. Karena itu umat kami harapkan bersedia memahami maksud Kongres Ekaristi itu dengan Gerakan Berbagi-nya. Banyak sarana dapat dimanfaatkan untuk memahami maksud itu. Bila terjadi pemahaman yang mendalam diharapkan Ekaristi semakin dicintai, dan dengan demikian kesediaan berbagi menjadi terwujud dalam berbagai bentuknya. Agar terjadi pemahaman mendalam itu kami mengajak umat untuk berdoa bagi terselenggaranya Kongres Ekaristi Keuskupan I Keuskupan Agung Semarang pada tanggal 27-29 Juni 2008 nanti.
Langganan:
Postingan (Atom)
Sugeng Rawuh
Selamat datang di LoncengBintaran, media komunikasi dan informasi Paroki St. Yusup Bintaran-Yogyakarta