KOMSOS BINTARAN

KOMSOS BINTARAN

21/06/08


MENGENAL LEBIH JAUH
KONGRES EKARISTI KEUSKUPAN I
KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

APA ITU KONGRES EKARISTI?

Kongres, berasal dari bahasa Latin "congredior-congressus sum". Istilah tersebut merupakan gabungan dari kata "cum" – "gradior" (gradior-gressus sum): artinya melangkah, berjalan, pergi, maju bergerak; dengan demikian "congredior" artinya: maju bergerak bersama untuk berhimpun. Dalam kata itu terkandung adanya gerakan bersama untuk berhimpun.

Ekaristi sendiri berasal dari bahasa Yunani ευχαριστω, artinya bersyukur dan berterima kasih. Dengan pengertian tersebut Kongres Ekaristi kita artikan sebagai peristiwa umat bergerak bersama untuk berhimpun dengan tujuan bersyukur dan berterimakasih atas Allah yang telah mengasihi manusia dan seluruh dunia, yang ditandakan dalam pemberian diri Putera-Nya Yesus Kristus agar manusia dan seluruh dunia diselamatkan.

Kongres Ekaristi merupakan sebuah Devosi Ekaristi yang diwujudkan dalam bentuk pertemuan umat beriman entah di tingkat Internasional, Nasional atau lokal (keuskupan) untuk memahami, merayakan dan menghayati Ekaristi dengan segala aspeknya. Oleh karena itu dalam Kongres Ekaristi (bdk. Dokumen Eucharistiae Sacramentum art.100) hendaknya diadakan aneka macam kegiatan yang berpusat pada Ekaristi. Kegiatan itu meliputi perayaan, sidang/pertemuan, sembah sujud (adorasi) dan prosesi Sakramen Mahakudus (sejauh situasi memungkinkan).

Menurut cakupan wilayahnya Kongres Ekaristi dapat dilaksanakan secara internasional. Disebut Kongres Ekaristi Internasional, karena melibatkan umat Katolik seluruh dunia untuk berhimpun di suatu tempat. Dapat juga dilaksanakan secara nasional. Disebut Kongres Ekaristi Nasional, karena melibatkan umat Katolik dalam suatu negara. Ada juga Kongres Ekaristi lokal, disebut juga Kongres Ekaristi Keuskupan, karena melibatkan umat Katolik dalam suatu Keuskupan. Kongres Ekaristi Keuskupan inilah yang akan kami selenggarakan sebagai yang pertama di Keuskupan Agung Semarang.

Kongres Ekaristi diadakan secara meriah dan bersifat berkala ( setiap 4 tahun) dan dihadiri oleh para wakil/utusan dari Gereja-Gereja.

Untuk memfokuskan program dan acaranya, setiap Kongres Ekaristi baik di tingkat Internasional, nasional maupun lokal memiliki tema yang diangkat.

YANG MELATARBELAKANGI KONGRES EKARISTI KEUSKUPAN I KEUSKUPAN

Dinamika hidup rohani umat Katolik Keuskupan Agung Semarang sendiri yang semakin menampakkan kasihnya kepada Tuhan Yesus yang selalu memberikan diri-Nya dalam perayaan Ekaristi, yang selalu hadir dalam Sakramen Mahakudus. Tahun 2007 yang lalu ditandai dengan dimulainya Adorasi Ekaristi Abadi, suatu devosi umat untuk berjaga dan berdoa selama 24 jam sehari 7 hari seminggu. Di tengah umat muncul habitus untuk mengadakan adorasi Ekaristi pada kesempatan-kesempatan tertentu.

Umat Allah KAS bersyukur karena telah disertai dalam peziarahan iman umat Allah KAS yang telah menempuh perjalanan sejarahnya sejak tahun 1940. Tanggal 25 Juni 2008, Gereja KAS merayakan hari kelahirannya yang ke 68. Kehidupan iman umat yang tumbuh berkembang dengan subur tidak lepas dari peran serta Allah yang mengalirkan berkat dan kekuatan-Nya melalui Ekaristi dan dari peran serta para misionaris dan para tokoh umat yang terus berkarya di KAS ini.

Searah dengan Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang 2006-2010 kita umat Allah Keuskupan Agung Semarang dalam bimbingan Roh Kudus ingin "semakin menjadi persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Yesus Kristus yang mewujudkan Kerajaan Allah yang memerdekakan (bdk. Luk 4: 18–19). Mewujudkan Kerajaan Allah berarti bersahabat dengan Allah, mengangkat martabat pribadi manusia, dan melestarikan keutuhan ciptaan." Itulah roh yang menjiwai hidup dan segala kegiatan pastoral yang kami laksanakan dalam mewujudkan Kerajaan Allah yang memerdekakan.

Umat Allah KAS juga memohon kepada Allah agar terus memberi kekuatan batin/iman untuk melanjutkan peziarahan iman dan mewujudkan karya pastoral sesuai dengan Arah Dasar KAS. Permohonon itu secara khusus diwujudkan melalui penghayatan Ekaristi dan segala devosinya.

Diselenggarakannya Kongres Ekaristi Internasional ke-49 di Quebeq Canada pada tanggal 15-22 Juni 2008, yang diadakan empat tahun sekali. Kami berharap setiap kali diselenggarakan Kongres Ekaristi Internasional, Keuskupan Agung Semarang juga menyelenggarakan Kongres Ekaristi Keuskupan I, II, dan seterusnya.

TEMA KONGRES EKARISTI INI: "BERBAGI LIMA ROTI DAN DUA IKAN",
APA MAKNANYA?

Tema Kongres Ekaristi Keuskupan I adalah "Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan", berkaitan dengan Arah Dasar juga, sesuai dengan fokus pastoral tahun 2008, yakni anak dan remaja. Ada orang mengatakan, "Satu contoh nyata lebih berdaya daripada seribu kata". Supaya anak dan remaja terlibat untuk pengembangan umat, kami tampilkan seorang tokoh anak dari Kitab Suci, yaitu seorang anak yang oleh Yohanes, penginjil itu, dikenal oleh Andreas mempunyai lima roti dan dua ikan. Dari anak tersebut kita dapat belajar makna berbagi. Persembahan tulus dari seorang anak, setelah diberkati oleh Tuhan, dapat menggerakkan hati orang banyak untuk berbagi. Peristiwa itu dikenal mukjizat pergandaan lima roti dan dua ikan. Peristiwa tersebut terjadi di Betsaida. Dan dari Betsaida terjadilah gerakan berbagi, yang berpola pada tindakan Tuhan Yesus yang memberikan diri-Nya sendiri demi keselamatan manusia dan seluruh dunia. Dari Betsaida gerakan itu meluas ke seluruh dunia, diperbarui setiap kali Ekaristi dirayakan.

APA SAJA AKTIVITAS DALAM KONGRES EKARISTI NANTI?

Aktivitas dalam Kongres Ekaristi nanti dapat dilihat dari berbagai perspektif. Dari perspektif waktu: ada aktivitas sebelum Kongres, selama Kongres dan setelah Kongres.

Sebelum Kongres Ekaristi kami membicarakan gagasan rencana menyelenggarakan Kongres Ekaristi dalam Rapat Pleno Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang, tanggal 8-10 Oktober 2007. Setelah disepakati kami mematangkan konsep Kongres Ekaristi itu, bersumber dari pengalaman Kongres Ekaristi yang telah diselenggarakan di negara-negara lain. Kemudian melengkapi dengan membentuk Panitia Kongres, dan kemudian mengadakan sosialisasi mengenai Kongres Ekaristi tersebut. Untuk itu diadakan suatu gerakan umat, yang kami sebut dengan "Gerakan Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan", suatu gerakan solidaritas yang berbekal pada kemampuan yang ada, swadaya, melalui gerakan-gerakan sederhana dalam berbagai dimensi, yang meliputi dimensi rohani, dimensi etis-moral, serta dimensi sosial kemasyarakatan dan ekologis kosmik, searah dengan roh Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang yang dirumuskan dengan "mewujudkan Kerajaan Allah dengan bersahabat dengan Allah, mengangkat martabat pribadi manusia dan melestarikan keutuhan ciptaan".

Selama Kongres Ekaristi akan diselenggarakan berbagai aktivitas. Jumat, 27 Juni 2008: Misa Pembukaan bersama umat dan Prosesi Sakramen Mahakudus dari Gereja Ambarawa menuju Gua Maria Kerep. Sabtu, 28 Juni 2008: pertemuan/seminar para utusan paroki, komunitas, kelompok dan panggung kreasi/pentas. Minggu, 29 Juni 2008: Perayaan Puncak Ekaristi di Gua Maria Ambarawa, bersama umat. Selama Kongres berlangsung di Ambarawa kami menganjurkan umat mengadakan adorasi Ekaristi dari tanggal 27-29 Juni 2008. Diusahakan sehari atau sesuai dengan situasi tempat/paroki. Selama itu pula hendaknya diadakan penerimaan sakramen tobat. Kevikepan diharapkan mengadakan sarasehan/seminar tentang Ekaristi. Waktunya mengambil salah satu hari dari tanggal 27-29 Juni 2008.

Setelah Kongres Ekaristi diharapkan Gerakan Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan dilaksanakan terus, dan bahkan dikembangkan. Misalnya persahabatan dengan Allah diupayakan dengan semakin cinta pada Ekaristi dengan merayakannya (harian dan Minggu), mengangkat martabat pribadi manusia dengan menghargai anak dan remaja, melibatkan mereka untuk pengembangan umat, melestarikan keutuhan ciptaan dengan mengembangkan upaya-upaya menghadapi bahaya pemanasan global, misalnya mendukung gerakan mengubah sampah menjadi berkah (Tema APP 2008).

SIAPA YANG DIHARAPKAN TERLIBAT?

Kongres itu merupakan perisitiwa iman umat. Maka, diharapkan seluruh umat terlibat. Karena itu, sementara diselenggarakan Kongres terjadi di Kerep Ambarawa, umat setiap paroki di wilayah Keuskupan Agung Semarang juga mengadakan aktivitas serupa sesuai dengan keadaan paroki. Kongres di Ambarawa kemungkinan akan melibatkan kurang lebih 800 orang. Peserta Kongres adalah wakil dari paroki 5 orang (2 dewasa dan 3 anak-remaja), dan beberapa wakil dari kelompok kategorial, seperti kelompok-kelompok doa, dll, serta Panitia sendiri, sesuai dengan kapasitas tempat dll.

CAPAIAN SEPERTI APA YANG DIHARAPKAN
SETELAH KONGRES EKARISTI SELESAI DILAKSANAKAN?

Setelah Kongres Ekaristi selesai dilaksanakan kami berharap umat Katolik semakin cinta Ekaristi, artinya semakin cinta Yesus yang sekarang ini pun hadir dalam hati manusia, dalam peristiwa-peristiwa dunia, tetap bekerja demi keselamatan umat manusia dan alam semesta. Dengan demikian umat Katolik menjadi berkah bagi masyarakat, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir. Kesaksian hidup almarhumah Bunda Teresa dari Kalkuta sangatlah mengesankan. Berkat pengalaman hidup dari Ekaristi, Bunda Teresa menjadi mampu untuk menemukan Yesus, dalam diri mereka yang disebutnya "the poorest among the poor", yang termiskin dari yang miskin.

APA YANG HARUS DISIAPKAN OLEH UMAT
MENYAMBUT ADANYA KONGRES EKARISTI INI?

Sebagai peristiwa iman umat Kongres Ekaristi ini kami harapkan menjadi "magic moment", suatu peristiwa yang sungguh mengesan bagi umat, sehingga mampu membarui hidup beriman umat. Karena itu umat kami harapkan bersedia memahami maksud Kongres Ekaristi itu dengan Gerakan Berbagi-nya. Banyak sarana dapat dimanfaatkan untuk memahami maksud itu. Bila terjadi pemahaman yang mendalam diharapkan Ekaristi semakin dicintai, dan dengan demikian kesediaan berbagi menjadi terwujud dalam berbagai bentuknya. Agar terjadi pemahaman mendalam itu kami mengajak umat untuk berdoa bagi terselenggaranya Kongres Ekaristi Keuskupan I Keuskupan Agung Semarang pada tanggal 27-29 Juni 2008 nanti.

Tidak ada komentar:

Sugeng Rawuh

Selamat datang di LoncengBintaran, media komunikasi dan informasi Paroki St. Yusup Bintaran-Yogyakarta